Senin, 11 November 2013

Media Pembelajaran




MEDIA PEMBELAJARAN SEKOLAH DAN MADRASAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pengembangan Kurikulum MI
Dosen pengampu: Dr. Karwadi, M.Ag



Disusun oleh:
WIJAYANTI WULAN SEPTI
1220420021



PENDIDIKAN DASAR ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terdapat tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu : 1) pembelajar (dosen, guru, instruktur dan tutor) yang berfungsi sebagai komunikator, 2) pembelajar (mahasiswa dan siswa ) yang berperan sebagai komunikan , dan 3) bahan ajar yang merupakan pesan yang akan disampaikan kepada pebelajar untuk dipelajari (Situmorang, 2009)
Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk dapat membantu mengatasi berbagai hambatan dalam proses pembelajaran termasuk hambatan psikologis, hambatan fisik, hambatan kultural dan hambatan lingkungan. Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan :1) Memperjelas penyajian pesan, 2) Mengatasi keterbatasan ruang, 3) Mengatasi sikap pasif siswa. Nah, bagaimana hasil observasi di sekolah-sekolah/madrasah terkait dengan penggunaan medianya? Berikut akan pemakalah sajikan lebih lanjut, namun terlebih dahulu akan dibahas mengenai apa media, bagaimana fungsinya, jenis-jenis media dan realitas di sekolah/madrasah.

BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian dan fungsi Media Pembelajaran
1.        Pengertian media
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar.[1] Sedangkan pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[2] Kegiatan belajar melalui media terjadi bila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber lewat media tersebut.
2.        Fungsi media
Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa, seperti: mendorong motivasi siswa, memperjelas  dan mempermudah konsep yang abstrak dan mempertinggi daya serap.[3] Namun, seiring kemajuan zaman dan teknologi semakin canggih, pada abad ke 20 muncul alat peraga audio visual, yang menekankan penggunaan pengalaman yang konkrit untuk menghindarkan verbalisme. Fungsi media dalam pembelajaran tidak lagi sekedar peraga bagi guru melainkan pembawa informasi atau pesan yang dibutuhkan siswa. Dengan demikian, tugas guru dapat terpusat pada bimbingan dan penyuluhan individual dan pengelolaan kegiatan belajar mengajar.





B.       Jenis-Jenis Media Pembelajaran
1.      Media transparansi (OHP)
Overhead projector (OHP) merupakan jenis perangkat keras (hardware) yang sederhana, terdiri atas sebuah kotak yang bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan transparansi yang memuat materi pengajaran.[4]
2.      Media Film dan video
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup.[5] Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.
3.      Media rekaman
Materi rekaman audio tape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau jenis informasi tertentu. Sudjana & Ahmad Rivai, mengemukakan hubungan media audio dengan pengembangan keterampilan berkaitan dengan aspek‑aspek keterampilan mendengarkan. Media rekaman dapat digunakan dalam semua fase pengajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan media rekaman sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum dikuasainya.[6].
4.      Gambar/foto
Sejumlah gambar, foto, lukisan, baik dari majalah, buku, koran atau sumber lain yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengajaran.
5.      Poster
Merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai pemberitahuan, peringatan, maupun penggugah selera yang biasanya berupa gambar.
6.      Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian – bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-ide nya kedalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.[7]
7.      Diagram
Diagram merupakan ringkasan dengan menggunakan sedikit garis-garis, symbol-symbol atau lambang-lambang yang menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antara komponen atau sifat-sifat proses yang ada, serta ditambahkan sedikit keterangan, yang cukup untuk memberikan penjelasan secara cepat, ringkas, dan jelas.
8.      Grafik
Grafik adalah pengggambaran data berangka, bertitik, bergaris, bergambar yang memperlihatkan hubungan timbal balik informasi secara statistik.
9.      Bagan
Bagan ialah gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis dan gambar. Bertujuan memperlihatkan hubungan perkembangan, perbandingan dan lain-lain.
10.  Peta datar
Banyak digunakan sebagai alat peraga dalam pelajaran ilmu bumi dan kependudukan.
11.  Peta timbul
Peta timbul pada dasarnya peta dasar yang dibentuk dengan tiga dimensi.[8] Dibuat dari tanah liat atau bubur kertas. Penggunaannya sama dengan peta datar.
12.  Globe
Merupakan model penampang bumi yang dilukiskan dalam bentuk benda bulat.

13.  Papan tulis
Papan pengumunan, papan tempel. Alat ini merupakan alat klasik yang tidak pernah ditinggalkan dalam kegiatan belajar mengajar.
14.  Buku
Buku merupakan sebuah media pembelajaran yang mempunyai keuntungan yang banyak bagi para pemakainya, karena dapat menambah berbagai pengetahuan dan informasi. Sebagai seorang guru perlu melakukan interaksi dengan buku karena guru dapat berperan sebagai pentransfer ilmu, dengan demikian para siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan secara langsung dari guru yang mengajar. Guru juga dapat mengembangkan lagi isi dari buku tersebut. Buku yang telah dipahami oleh guru dapat menjadi informasi yang lebih luas lagi. Dan guru memberikan informasi yang lebih luas tadi dengan media buku.
15.  Modul
Modul adalah uraian terkecil bahan ajar pembelajaran yang memandu peserta didik memahami bahan ajar dalam proses pembelajaran secara rinci.[9] Modul menurut pedoman ini berisi uraian dari pokok-pokok bahasan sesuai dengan kompetensi dasar yang masing-masing dilengkapi dengan metode dan media pembelajaran, petunjuk penugasan, diskusi, studi kasus, latihan-latihan, dan evaluasinya.
16.  Komputer
Komputer merupakan alat elektronik dalam kategori multimedia. Menurut Arsyad, komputer mampu melibatkan berbagai indera dan organ tubuh, seperti: telinga (audio), mata (visual) dan tangan (kinetik) yang dengan pelibatan ini dimungkinkan informasi atau pesan akan mudah dimengerti.[10]



C.       Realitas Media di MIN Kebon Agung, SD Unggulan Aisyiyah dan MI Ma’arif Maesan
1.        MIN Kebon Agung
Media pembelajaran yang digunakan berorientasi pada pemanfaatan lingkungan. Lingkungan sebagai sumber belajar dan media belajar. Mata pelajaran IPA sering kali mengajak siswa untuk belajar di alam terbuka. Seperti percobaan pembuktian pelangi, pertumbuhan kecambah, pencerminan, dan lain sebagainya. Media buku menjadi sumber pokok, sedangkan LKS sebagai sumber sekunder. Unutk buku paket telah disediakan oleh madrasah, tetapi untuk LKS siswa membeli sendiri. LCD yang dimiliki madrasah ini hanya satu, sehingga pembelajaran melalui LCD tidak begitu sering, paling sering dengan menggunakan buku. Keaktifan siswa ke perpustakaan tergolong bagus. Guru seringkali mengajar dengan mengajak siswa mencari literatur di perpustakaan. Untuk tugas rumah terkadang memberi tugas dengan pencarian berbagai sumber dari internet, koran, majalah dan buku-buku yang relevan. Berdasarkan hasil wawancara, dahulu sekolah berlangganan program acara televisi edukatif.  Namun karena keterbatasan tempat dan sarana prasarana tidak lagi digunakan. Tabel berikut hasil angket dari salah satu guru mata pelajaran PAI.
No
Jenis Media
Ada
Tdk
Penggunaan Media

Alasan
SL
SR
JR
TP

1.
OHP





2.
Film dan Video





3.
Rekaman





4.
Gambar/Foto





5.
Poster





6.
Sketsa





7.
Diagram





8.
Grafik





9.
Bagan





10.
Peta datar





11.
Peta timbul





12.
Globe





13.
Papan Tulis





14.
Buku





15.
Modul





16.
Komputer





17.








18.








19.








20.









2.      SD Unggulan Aisyiyah Bantul
Terletak di SD unggulan Aisyiyah, sekolah tidak membeli LKS dari penerbit tetapi guru yang membuat LKS. Program ini telah lama diterapkan di sekolah tersebut. Guru dituntut untuk selalu kreatif dalam mengembangkan kemampuannya. Guru digugu dan ditiru, guru kreatif diharapkan siswa lebih kreatif. Adapun bentuk-bentuk media yang dibuat siswa seperti: bangun ruang (kubus, balok, kerucut, dll). Media OHP sering digunakan tiga kali dalam seminggu dan untuk kelas atas (4, 5 dan 6). Untuk kelas 1, 2, 3 karena keterbatasan media OHP belum memfungsikan. Tidak ditemukan adanya kendala dalam penggunaan media OHP, LCD. Mayoritas guru di SD Unggulan Aisyiyah masih muda dan terampil dalam IT. Guru juga dituntut untuk membuat modul yang berisi ringkasan materi. Tabel berikut hasil angket dari salah satu guru  kelas mata pelajaran IPA.
No
Jenis Media
Ada
Tdk
Penggunaan Media

Alasan
SL
SR
JR
TP

1.
OHP





2.
Film dan Video





3.
Rekaman





4.
Gambar/Foto





5.
Poster





6.
Sketsa





7.
Diagram





8.
Grafik





9.
Bagan





10.
Peta datar





11.
Peta timbul





12.
Globe





13.
Papan Tulis





14.
Buku





15.
Modul





16.
Komputer





17.








18.








19.








20.









3.        MI MAARIF MAESAN
MI Maarif Maesan terletak di dusun Maesan, Wahyuharjo, Lendah, Kulonprogo. Madrasah yang berada di pedalaman perkampungan yang mayoritas penduduknya petani dan pengrajin gerabah.
Peneliti melakukan wawancara dengan guru IPS. Media yang sering digunakan diantaranya peta, gambar, globe, benda-benda yang menarik siswa dan tujuannya adalah mempermudah pemahaman. Sebagai guru harus paham betul kondisi siswa, terutama gaya belajarnya. Guru yang monoton tidaklah disukai dan cenderung siswa akan cepat bosan. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru IPS sifatnya tidak monoton dan menyesuaikan materi. Adapun kendala paling utama di madrasah swasta adalah sumber dana. Sumber dana menjadikan fasilitas tidak mencukupi. Bahkan menjadi salah satu faktor kurang tertariknya masyarakat menitipkan putra putri mereka ke madrasah swasta. Madrasah yang minim fasilitas menjadikan madrasah semakin tertinggal jauh dari sekolah. Seperti LCD, poster, diagram, grafik, peta timbul, belum ada. Harapan pihak madrasah adalah media pembelajaran mencukupi pada seluruh mata pelajaran sehingga secara optimal dapat mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Tabel berikut hasil angket dari salah satu guru  kelas mata pelajaran IPS.
No
Jenis Media
Ada
Tdk
Penggunaan Media

Alasan
SL
SR
JR
TP

1.
OHP





2.
Film dan Video





3.
Rekaman





4.
Gambar/Foto





5.
Poster





6.
Sketsa





7.
Diagram





8.
Grafik





9.
Bagan





10.
Peta datar





11.
Peta timbul





12.
Globe





13.
Papan Tulis





14.
Buku





15.
Modul





16.
Komputer





17.








18.








19.








20.









4.      Analisis Media
a.        Keragaman media
Di MIN Kebon Agung, media pembelajaran yang didapat dari bantuan pemerintah maupun usaha madrasah sendiri sangatlah banyak. Media untuk setiap mata pelajaran mesti ada namun dalam jumlah terbatas. Media yang ada di SD Unggulan Aisyiyah juga bermacam-macam. Meskipun sekolah swasta, alat pembelajaran tidak jauh berbeda dengan fasilitas di sekolah negeri. Bahkan siswa kreatif membuat alat pembelajaran sesuai dengan instruksi guru guna. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa selain memahami materi juga mengenal dan mengetahui pembuatan alat peraga yang mana manfaatnya sangatlah besar.
b.        Kesesuaian dengan kebutuhan
Penggunaan media disesuaikan dengan kebutuhan. Di ketiga sekolah tersebut media digunakan apabila materi yang diajarkan memang memerlukan bantuan media sehingga dapat memperjelas pemahaman siswa.
c.         Kesesuaian dengan strategi, metode dan materi
Di MIN Kebon Agung Guru PAI mengajarkan materi paling sering dengan strategi dan metode saja. Apabila materi memerlukan bantuan media, maka guru PAI menggunakan media guna memperlancar kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh: Ketika Guru mengajarkan materi tata cara berwudhu maka siswa diajak melihat media gambar yaitu gambar tentang urutan wudhu, dan lain sebagainya. Hal yang serupa juga terjadi baik di MI Ma’arif Maesan dan SD Unggulan Aisyiyah.
d.        Langkah-langkah pengembangan
Pengembangan media pembelajaran di MI Ma’arif Maesan jarang dilakukan, hal tersebut dikarenakan minimnya biaya dan kurangnya kreatifitas guru sendiri. Lain halnya dengan SD unggulan Aisyiyah, disana pengembangan media kerap kali dilakukan, baik oleh siswa maupun oleh guru. Adapun wujudnya seperti pengembangan media poster, gambar-gambar, yang dikembangkan melalui majalah dinding. Jadi, kreatifitas anak dalam membuat poster dan gambar menjadi tambahan referensi sumber belajar bagi siswa-siswa lain. Karena dalam poster dan gambar tersebut mengandung pesan dan makna tersendiri. Langkah-langkah pengembangan ini tentunya didukung oleh berbagai pihak, baik guru umum maupun guru bahasa Indonesia.
e.        Ketercukupan
Media pembelajaran yang ada di MI Ma’arif Maesan kurang mencukupi, karena madrasah tersebut swasta yang minim dan kesulitan menndapatkan biaya. Di SD Unggulan Aisyah meskipun swasta sudah dapat dikatakan mencukupi, Sekolah ini sekolah swasta yang tergolong masih baru dan maju karena berbagai faktor mendukung untuk penyediaan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Media di MIN Kebon Agung sudah dapat dikatakan mencukupi, meskipun tidak dapat menjangkau untuk berbagai segi.
f.          Kemudahan penerapan
Secara praktisnya, penerapan media pembelajaran yang paling mudah adalah buku ajar, papan tulis, dan gambar. Ketiga hal tersebut sangatlah umum ditemukan dalam setiap kali observasi disatu atau lebih lokasi, termasuk obeservasi di ketiga sekolahan yang penulis ambil.
g.        Pemanfaataanya
Pada dasarmya pemanfaatan media pembelajaran tergantung pada kesesuaian materi dan ketersediaan media tersebut. Misal materi IPS tentang negara-negara di dunia. Dalam hal ini guru tentu membutuhkan media seperti peta, maupun globe. Contoh lain, mengajarkan ilmu tajwid, bisa melalui media audio. Dan masih banyak lagi contoh lain.







BAB III
PENUTUP

            Media pembelajaran merupakan alat pokok yang menunjang kegiatan pembelajaran. Tanpa media kegiatan pembelajaran akan terhambat. Sekolah hendaknya memperhatikan kebutuhan yang mendasar ini, namun kendala dana yang selalu menjadi fenomena umum di lingkungan pendidikan khususnya madrasah swasta. Dana sebenarnya tidak menjadi persoalan, karena setiap permasalahan pasti ada jalan keluar. Pengembangan kreatifitas guru dapat membantu dan mengatasi problem yang ada. Dengan sedikit kreatifitas tidak menutup kemungkinan perkembangan sekolah/madrasah, bahkan bisa jauh lebih baik.















DAFTAR PUSTAKA

Anas, Nirwana, Diktat Media Pengajaran, Medan: 2009
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
http://drusminto.blogspot.com/2011/06/pengertian-media-ohp.html
Miarso, Hadi Yusuf dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta: CV. Rajawali,1986
Munadi, Yuhdi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada, 2008
Sudjana, Nana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000
Sukiman, Modul Media PAI



[1] Yusuf Hadi Miarso dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, (Jakarta: CV. Rajawali,1986), hlm.  46.
[2] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.3
[3] Ibid., Yusuf Hadi Miarso dkk,  hlm. 49.
[4] http://drusminto.blogspot.com/2011/06/pengertian-media-ohp.html
[5] Azhar Arsyad, Media...., hlm. 48
[6] Sukiman, Modul Media PAI.... Hlm. 3
[7] Nirwana Anas,syariah hafizoh.Diktat Media Pengajaran, Medan: 2009), hlm. 28
[8] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), hlm. 101.
[9] Sukiman, Modul Media PAI... hlm. 8
   [10] Yuhdi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2008), hal. 148.